Saturday, August 17, 2013

   

Sambang Kahyangan part 6, Ketan Hitam Kupu-kupu



Ketan Hitam kupu-kupu
Setelah keluar ke jalan utama, kami dapati kang Paidi dan kang Didik sudah tidak tampak, kami kira mereka melanjutkan perjalanan naik ke atas. Ternyata kami salah, mereka sudah perjalanan balik ke arah Mojokerto. Saya, kang Ketut, Ryan dan Dita pun segera menyusul mereka dengan memutar arah. Tak jauh dari kami memutar arah sekitar lima menit, kami mendapati mereka sudah stand by di pingir jalan dengan seorang ibu penjual minuman ketan hitam. Sungguh lezat, kata saya. Tapi tidak, saya sedang berpuasa dan pantang untuk berkeinginan mencicipi minuman tersebut. Tapi hal yang sama tidak terjadi bagi teman-teman yang tidak berpuasa, mereka dengan leluasa menikmati minuman ketan hitam itu. Saya dan kang Didik saja yang berpuasa pada saat itu, the rest... NO. 

Tapi tak apalah, saya tetap dapat menikmati suasana pegunungan yang indah. Nun jauh di sana nampak perbukitan berjejer indah berwarna kehitaman di kaki gunung Arjuno dengan kabut tebal yang menutupi sebagiannya, seolah malu sibukit terlihat oleh mata kita. Juga hamparan sawah terasering yang sangat memukau ditambah aliran air sungai yang memantulkan cahaya matahari. Sungguh indah, gumam saya. Di sana sini tampak beberapa gerombol pohon besar menambah segar pemandangan yang kami dapati. 

Dan ibu penjual minuman ketan hitampun dengan sabar meladeni kami, pembeli terakhir. Karena kang Ketut segera memborong semua ketan hitam yang di jual si ibu. Saya jadi teringat sebuah lagu yang biasa di mainkan teman-teman band reggae berjudul Kopi Hitam Kupu-kupu, tapi segera saya ubah syairnya menjadi Ketan Hitam kupu-kupu. Mengingat pemandangan yang saya dapati seorang ibu yang menjual minuman ketan hitam, LEZAT.
(to be cont...)

No comments:

Post a Comment

Recent Comments