Situs Yoni & Pohon Sihir
Perjalanan kami lanjutkan
menuruni gunung ke arah Mojokerto. Sesampainya di bawah, kami berbelok ke arah
Puri. Saya belum terfikirkan tempat seperti apa yang akan kami kunjungi kali
ini. Sempat kang Paidi dan kang Didik berputar – putar arah di jalanan seolah
lupa kemana kami harus pergi. Kami pun dengan sabar mengikuti laju motor kang
Paidi yang kelihatan sudah tua. Setelah menemukan belokkan yang benar segera
kami masuk jalan ke arah kiri. Perjalanan kami tempuh sekitar sepuluh menit
dari jalan utama.
Kemudian sampailah kami ke sebuah tempat, di mana terdapat
pohon yang super besar. Dengan cabang yang mengarah ke delapan penjuru mata
angin. Rindang pohon itu, sangat damai rasanya ketika berada di bawah teduhnya
sang pohon. Kang Paidi menyebut area ini sebagai situs wanita atau yoni dalam
bahasa kunonya. Kenapa pohon ini termasuk kategori situs? Itu karena ada
beberapa bongkahan batu besar yang tercecer di bawah si pohon. Bentuk batuan
besar tersebut tampak jelas adalah buatan manusia, dan sepertinya memang
dulunya adalah menjadi bagian dari sebuah bangunan kuno atau candi. Tak lama
kemudian saya di perlihatkan temuan kang Paidi berupa serpihan batu kecil yang
berukir, sekali lagi, di sini memang lokasi sebuah situs kuno, yang kang Paidi
dan penduduk lokal sebut sebagai situs Wanita atau situs Yoni.
Entah mengapa
namanya demikian, tapi yang jelas menurut pemaparan kang Paidi ada lagi situs
yang tak jauh dari tempat ini bernama situs laki-laki atau situs Lingga. Sebuah
pertanyaan kemudian muncul, lalu dimana lokasi situs Wanita ini sebenarnya? Ada
kemungkinan letaknya tepat di bawah pohon tersebut. Hal ini dapat di lihat dari
adanya beberapa batuan berbentuk kubus persegi panjang yang berada di antara
akar pohon, terjepit dan sebagiannya tersembunyi di dalam. Lalu mengapa ada
pohon sebesar ini yang tumbuh tepat diatas situs tersebut? Banyak pertanyaan
memang yang muncul ketika kami mengunjungi tempat ini, dan jawabanpun akan
tetap menjadi sebuah kesimpulan yang tak pasti.
Kembali menurut kang Paidi,
bahwa mungkin terjadi sebuah kesengajaan untuk mengubur atau menyembunyikan
situs-situs tertentu demi menyimpan entah itu harta atau informasi yang
berharga dari masa Majapahit akhir. Dan salah satu cara mereka melakukan
penyembunyian itu adalah dengan menanam pohon yang dapat tumbuh menjadi sangat
besar seperti yang terdapat di situs Wanita ini. Secara kasat mata, pohon ini
memang sangat besar dan berumur ratusan tahun, mungkin sekitar dua ratus tahun.
Dibutuhkan sekitar sepuluh orang dengan membentangkan tangan masing- masing
untuk mampu merangkul diameter pohon ini. Bagi saya, pohon ini mengingatkan
kepada pohon ajaib yang bisa bergerak di filem Harry Potter yang kedua, entah
saya lupa namanya. Begitu besar dan begitu panjangnya cabang pohon ini seolah-olah mampu menyeret
seseorang dari jarak sepuluh meter lebih. Untungnya pohon ini tidak melakukan
hal yang sama seperti dalam filem, bergerak dan memukul semua yang mendekat.
Puas bercengkrama dan
menikmati situs Yoni dengan pohon besarnya, kami sempatkan untuk berfoto bersama-sama dengan bantuan
salah seorang pengunjung lain untuk jepret kamera. Dan kamipun melanjutkan
perjalanan ke tempat terakhir, yaitu situs Lingga atau situs Laki-laki.
Letaknya tak jauh dari situs Yoni, hanya berkendara sekitar lima menit
perjalanan. Tepatnya di belakang Kantor KUA kecamatan Puri. Disamping lapangan
sepakbola desa tersebut. Ketika kami sampai di tujuan terakhir itu, hanya
perasaan miris yang muncul di dada. Terlihat dua buah pohon yang besar, tapi
tak sebesar di situs Yoni, dengan beberapa tumpukan batuan andesit di
antaranya, dimana tumpukan paling atas mirip dengan bentuk umpak atau dasaran
tiang jaman Majapahit yang berjumlah dua buah. Sedangkan tercecer di sekitaran
lokasi batu bata tak terkira jumlahnya dan sebagian besar tertutup sampah daun
kering. Sehingga kami harus sedikit membuka tumpukan sampah tersebut untuk
melihat batuan bata yang tercecer. Kotor dan tak terawat, itulah kesan yang
kami dapat dari tempat tersebut. Hal inilah yang terjadi pada sebagian besar
situs Undercover di wilayah Mojokerto, seolah pemerintah dan masyarakat sekitar
tidak sadar betapa berharganya situs-situs tersebut sebagai peninggalan
kejayaan masa lalu. Apalagi warga sekitar situs terkesan memandang situs
tersebut tak ada gunanya, atau bahkan mereka malah dengan sengaja mengambil
bagian dari situs tersebut untuk dijadikan material bangunan rumah mereka.
Ironi memang, lebih parah lagi ketika sebagian warga menjual bagian situs
berupa batu bata besar dengan harga sangat murah. Saya pernah mendengar sebuah
berita bahwa suatu ketika ada oknum pemerintah yang mengangkut ke atas dua buah
truk besar batuan candi yang baru di ketemukan dan tidak dapat diketahui kemana
mereka pergi. Entah itu di jual atau di apakan saya tidak tahu. Yang jelas
apabila ada orang yang perduli dan memperkarakan, maka di butuhkan sebuah bukti
yang kuat untuk melacak keberadaan bagian situs yang hilang.
Dengan adanya tulisan ini,
harapan kami adalah semakin banyak orang yang sadar dan mampu untuk
melestarikan peninggalan masa lalu kita, sehingga anak cucu kita masih dapat
menikmati kisah – kisah kejayaan masa lalu bangsanya dan menjadi acuan untuk
menjadi bangsa yang besar di masa depan.
[...fin...]
No comments:
Post a Comment