Saturday, August 17, 2013

   

Sambang Kahyangan part 7 'end', Situs Yoni & Pohon Sihir



Situs Yoni & Pohon Sihir
Perjalanan kami lanjutkan menuruni gunung ke arah Mojokerto. Sesampainya di bawah, kami berbelok ke arah Puri. Saya belum terfikirkan tempat seperti apa yang akan kami kunjungi kali ini. Sempat kang Paidi dan kang Didik berputar – putar arah di jalanan seolah lupa kemana kami harus pergi. Kami pun dengan sabar mengikuti laju motor kang Paidi yang kelihatan sudah tua. Setelah menemukan belokkan yang benar segera kami masuk jalan ke arah kiri. Perjalanan kami tempuh sekitar sepuluh menit dari jalan utama. 

Kemudian sampailah kami ke sebuah tempat, di mana terdapat pohon yang super besar. Dengan cabang yang mengarah ke delapan penjuru mata angin. Rindang pohon itu, sangat damai rasanya ketika berada di bawah teduhnya sang pohon. Kang Paidi menyebut area ini sebagai situs wanita atau yoni dalam bahasa kunonya. Kenapa pohon ini termasuk kategori situs? Itu karena ada beberapa bongkahan batu besar yang tercecer di bawah si pohon. Bentuk batuan besar tersebut tampak jelas adalah buatan manusia, dan sepertinya memang dulunya adalah menjadi bagian dari sebuah bangunan kuno atau candi. Tak lama kemudian saya di perlihatkan temuan kang Paidi berupa serpihan batu kecil yang berukir, sekali lagi, di sini memang lokasi sebuah situs kuno, yang kang Paidi dan penduduk lokal sebut sebagai situs Wanita atau situs Yoni. 

Entah mengapa namanya demikian, tapi yang jelas menurut pemaparan kang Paidi ada lagi situs yang tak jauh dari tempat ini bernama situs laki-laki atau situs Lingga. Sebuah pertanyaan kemudian muncul, lalu dimana lokasi situs Wanita ini sebenarnya? Ada kemungkinan letaknya tepat di bawah pohon tersebut. Hal ini dapat di lihat dari adanya beberapa batuan berbentuk kubus persegi panjang yang berada di antara akar pohon, terjepit dan sebagiannya tersembunyi di dalam. Lalu mengapa ada pohon sebesar ini yang tumbuh tepat diatas situs tersebut? Banyak pertanyaan memang yang muncul ketika kami mengunjungi tempat ini, dan jawabanpun akan tetap menjadi sebuah kesimpulan yang tak pasti. 

Kembali menurut kang Paidi, bahwa mungkin terjadi sebuah kesengajaan untuk mengubur atau menyembunyikan situs-situs tertentu demi menyimpan entah itu harta atau informasi yang berharga dari masa Majapahit akhir. Dan salah satu cara mereka melakukan penyembunyian itu adalah dengan menanam pohon yang dapat tumbuh menjadi sangat besar seperti yang terdapat di situs Wanita ini. Secara kasat mata, pohon ini memang sangat besar dan berumur ratusan tahun, mungkin sekitar dua ratus tahun. Dibutuhkan sekitar sepuluh orang dengan membentangkan tangan masing- masing untuk mampu merangkul diameter pohon ini. Bagi saya, pohon ini mengingatkan kepada pohon ajaib yang bisa bergerak di filem Harry Potter yang kedua, entah saya lupa namanya. Begitu besar dan begitu panjangnya  cabang pohon ini seolah-olah mampu menyeret seseorang dari jarak sepuluh meter lebih. Untungnya pohon ini tidak melakukan hal yang sama seperti dalam filem, bergerak dan memukul semua yang mendekat.

Puas bercengkrama dan menikmati situs Yoni dengan pohon besarnya, kami sempatkan  untuk berfoto bersama-sama dengan bantuan salah seorang pengunjung lain untuk jepret kamera. Dan kamipun melanjutkan perjalanan ke tempat terakhir, yaitu situs Lingga atau situs Laki-laki. Letaknya tak jauh dari situs Yoni, hanya berkendara sekitar lima menit perjalanan. Tepatnya di belakang Kantor KUA kecamatan Puri. Disamping lapangan sepakbola desa tersebut. Ketika kami sampai di tujuan terakhir itu, hanya perasaan miris yang muncul di dada. Terlihat dua buah pohon yang besar, tapi tak sebesar di situs Yoni, dengan beberapa tumpukan batuan andesit di antaranya, dimana tumpukan paling atas mirip dengan bentuk umpak atau dasaran tiang jaman Majapahit yang berjumlah dua buah. Sedangkan tercecer di sekitaran lokasi batu bata tak terkira jumlahnya dan sebagian besar tertutup sampah daun kering. Sehingga kami harus sedikit membuka tumpukan sampah tersebut untuk melihat batuan bata yang tercecer. Kotor dan tak terawat, itulah kesan yang kami dapat dari tempat tersebut. Hal inilah yang terjadi pada sebagian besar situs Undercover di wilayah Mojokerto, seolah pemerintah dan masyarakat sekitar tidak sadar betapa berharganya situs-situs tersebut sebagai peninggalan kejayaan masa lalu. Apalagi warga sekitar situs terkesan memandang situs tersebut tak ada gunanya, atau bahkan mereka malah dengan sengaja mengambil bagian dari situs tersebut untuk dijadikan material bangunan rumah mereka. 

Ironi memang, lebih parah lagi ketika sebagian warga menjual bagian situs berupa batu bata besar dengan harga sangat murah. Saya pernah mendengar sebuah berita bahwa suatu ketika ada oknum pemerintah yang mengangkut ke atas dua buah truk besar batuan candi yang baru di ketemukan dan tidak dapat diketahui kemana mereka pergi. Entah itu di jual atau di apakan saya tidak tahu. Yang jelas apabila ada orang yang perduli dan memperkarakan, maka di butuhkan sebuah bukti yang kuat untuk melacak keberadaan bagian situs yang hilang.

Dengan adanya tulisan ini, harapan kami adalah semakin banyak orang yang sadar dan mampu untuk melestarikan peninggalan masa lalu kita, sehingga anak cucu kita masih dapat menikmati kisah – kisah kejayaan masa lalu bangsanya dan menjadi acuan untuk menjadi bangsa yang besar di masa depan.

[...fin...]

No comments:

Post a Comment

Recent Comments