Saturday, September 14, 2013

   

Bangkok I'm in Lost part 5 - Mencari Makan di Bangkok



Mencari Makan di Bangkok
Memang, Thailand terkenal dengan makanannya yang enak-enak dan banyak jenisnya. Mulai dari Tom Yam, soup asam pedas ala Thailand, hingga Pad Thai, mie goreng khas Thailand dan berbagai makanan yang lain. Sehingga Thailand juga merupakan syurga kuliner bagi para traveller seluruh dunia. Akan tetapi beda kasusnya ketika traveller tersebut adalah seorang muslim seperti saya. Walaupun sholatnya gak full, seorang muslim akan tetap menghindari makanan yang terbuat dari B2 alias Biba atau Babi. Nah, ternyata orang Thailand sendiri sangat doyan yang namanya Babi, hingga hampir di setiap kedai di sana menyediakan menu yang terbuat dari Babi. Begitupun juga kedai-kedai yang ada di mall-mall di Bangkok tidak terkecuali. Tapi kalau di mall masih aman, karena minimal ada 1 kedai yang makanannya di jamin halal dan tercantum logo halal nempel di kacanya.

Saya masih ingat di malam kedatangan kami, betapa susahnya mencari makanan halal. Disamping hampir semua restoran di Bangkok sudah tutup, kami juga harus tetap mencari restoran yang benar-benar menjual makanan halal. Restoran India menjadi satu-satunya alternatif kami yang buka hingga dini hari, walaupun untuk mencarinya saya harus mengalami kesulitan berkomunikasi dengan sopir taksi yang hanya mengerti bahasa Thai bukan bahasa Inggris. Itupun dengan jarak yang tidak bisa di bilang dekat, di tambah harga makanan yang terbilang lumayan mahal, minimal 200 bath untuk setiap menunya.

Pagi hari adalah waktu yang sangat menyengsarakan bagi saya. Betapa tidak, sudah tidak dapat jatah breakfast dari hostel, juga masih tetap harus mencari makanan yang halal. Pagi-pagi masih sedikit kedai yang buka, itupun dijamin tidak satupun kedai yang penjualnya beragama Islam, sehingga kehalalan makanannya masih di ragukan. Pilihan paling aman adalah sarapan dengan buah yang masih dapat di temui di pingir jalan atau beli di 7 eleven. Masih segar dalam ingatan saya di pagi-pagi di hari pertama kami di Bangkok, hari itu adalah jatah Ibu-Ibu perias 2 rombongan untuk jalan-jalan dengan saya sebagai tour guidenya. Mereka enak masih dapat berakfast di restoran halal yang ada di hotel tempat mereka menginap. Sedangkan saya pagi itu, sudah tersesat di jalan, belum ada makan pula yang hinggap di perut, lengkaplah penderitaan ini.

Tapi syukurlah saya dapat menemukan pisang di kedai 7 eleven pagi itu. Pas kami bingung dengan kartu telepon operator Thailand yang belum juga bisa di gunakan, saya menyempatkan diri untuk membeli dan langsung memakan 2 buah pisang yang ada di toko tersebut. Tidak bisa saya bayangkan ketika saya tidak memakan apapun di pagi itu, sedangkan tour yang kami jalani merupakan tour yang sangat menguras tenaga dan cuaca kota Bangkok yang lagi panas-panasnya. Menguras tenaga karena kami melakukan tour berjalan kaki yang cukup jauh, alias muter-muter kompleks Grand Palace. Di tambah pas datang di depan pintu gerbang Grand Palace kami sempat-sempatnya mengelilingi kompleks istana tersebut dari luar hingga separuh tembok Grand Palace kami jelajahi. Hal itu karena kebodohan saya yang mengira pintu tadi bukan pintu utama untuk memasuki kompleks istana itu. Lantaran banyak informasi yang menyesatkan sebelumnya, sehingga mewajibkan saya untuk lebih waspada dan berhati-hati. Eh udah waspada ternyata masih salah juga, nasib...

Siangnya saya masih menyempatkan diri untuk makan siang di Platinum Mall food court di lantai 6. Di situ hanya ada 1 stall atau kedai yang menjual makanan halal. Itupun menunya bukan menu khas Thailand, sehingga kurang menarik bagi saya. Tapi tak apalah, daripada tidak makan seharian. Nah malamnya ini saya kebingungan lagi, sepulang dari Platinum Mall dengan Ibu-ibu yang saya antar, saya pada akhirnya memutuskan untuk membeli jagung rebus yang di pisah dari bagian tengahnya pakai pisau. “Daripada nanti tidak ketemu makanan kayak kemarin” fikir saya waktu itu. Tapi kemudian saya membeli ayam goreng dengan ketan yang di jual orang Islam Myanmar, di tambah Durian Monthong satu bungkus. Lengkaplah sudah cerita makanan saya pada hari itu, pagi sarapan pisang, malam makan jagung di tambah ayam goreng dan durian monthong. Sungguh menu yang tidak pernah terbayang sebelumnya.

Di hari kedua lagi-lagi saya sarapan dengan ayam goreng yang di jual di pinggir jalan, kemudian siangnya makan nasi kuning ala India dengan Ayam curry yang menurut saya tidak begitu memuaskan, betapa tidak, nasinya sedikit banget di kasihnya. Kemudian malamnya makan Nugget dan French Fries ala KFC di Asiatique riverfront, di tambah sebelumnya saya makan Durian Monthong lagi.

Baru di hari ketiga, ketika kami sudah persiapan untuk pulang, karena malamnya kami sudah harus naik pesawat pulang. Saya sempat makan makanan khas Thailand di Yana restoran di MBK Mall. Saya memang sudah menargetkan makan makanan bernama Pad Thai, alias mie gorengnya Thailand. Akhirnya kesampaian juga. Kalau TomYam saya sudah pernah beberapa kali makan sebelum perjalanan saya di Bangkok ini. Untungnya masih disempatkan ya, terima kasih ya Allah atas berkat karuniamu dalam makanan ini hehe...
(to be cont...)

No comments:

Post a Comment

Recent Comments