Gunung, Sungai, Air Terjun, Bendungan, Pantai
Semuanya ada di Tulungagung
Tim Travelistar Penjelajah kali ini melakukan sebuah perjalanan seru di Tulungagung, tepatnya pada moment pergantian tahun kemarin. Kebetulan salah seorang tim beralamat di Tulungagung sehingga kami dapat dengan leluasa tinggal di kasur tidurnya yang empuk dengan hawa pedesaan yang lumayan sejuk. Kami sengaja memlilih menghabiskan moment pergantian tahun 2013 ke 2014 dengan suasana sunyi tanpa kemeriahan hingar bingar pesta malam tahun baru yang begitu ramai di kota-kota besar seperti Surabaya tempat kami tinggal. Karena dalam kesunyian itulah sesungguhnya kami dapat memahami makna pergantian tahun. Bahwa kita di tahun yang baru haruslah menjadi orang yang lebih baik, harus bekerja lebih giat lagi, dan membangun persahabatan yang indah di manapun kita berada. Bahwa umur kita semakin berkurang, yang berarti jatah waktu kita untuk menjelajah Bumi Nusantara semakin berkurang pula.
Perjalanan dimulai dari kota tercinta Surabaya mengendarai 2 sepeda motor, waktu itu kami hanya bertiga. Dalam perjalanan kami menyempatkan diri mengunjungi salah satu tim yang berada di kota Krian, untuk membujuknya agar ikut dalam perjalanan kali ini. Maklum, pada hari terakhir dia memutuskan untuk tidak mengikuti jejak kami ke Tulungagung. Dan kunjungan itupun tidak sia-sia, malam harinya dia memutuskan untuk berangkat menyusul kami yang sudah sampai di tujuan.
Udara di desa teman kami cukup sejuk, jauh rasanya di bandingkan dengan kota Surabaya yang berhawa panas 24 jam, kecuali pada saat hujan tentunya. Bahkan sehabis mandipun langsung berkeringat kalau kita tinggal di Surabaya. Di sini kebalikannya, karena saking sejuknya membuat kita malas untuk beranjak ke kamar mandi. Ya itulah sedikit gambaran rumah tinggal Dadan sekeluarga yang beralamat di Desa Sukowiyono kecamatan Karangrejo, Tulungagung.
Hari pertama destinasi jelajah kami adalah sebuah air terjun bernama Laweyan yang berada di lereng gunung Wilis. Perjalanan kami cukup menantang, melewati jalur pegunungan Tulungagung yang cukup berliku dan naik turun. Tujuan kali ini adalah ke sebuah situs kuno bernama Candi Penampihan di lereng gunung Wilis. Karena dari situlah kami dapat memulai perjalanan berjalan kaki menuju air terjun Laweyan.
Sebuah kekecewaan timbul di hati saya ketika kami tiba di Situs kuno Candi Penampihan, pertama karena kondisi situs yang tidak utuh alias berupa reruntuhan bebatuan saja, kedua karena pintu pagar situs terkunci rapat lantaran sang juru kunci belum hadir untuk membuka situs tersebut. Padahal pagi itu lokasi situs sangat ramai karena ada kunjungan siswa/siswi SMP berpakaian Pramuka lengkap. Saya pikir mereka pastilah kecewa juga menghadapi kenyataan demikian. Maka kegiatan kamipun hanya sekedar melihat-lihat dari luar pagar sembari saya mencari celah di pagar berduri untuk masuk ke areal situs. Melompati pagar sempat menjadi alternatif kala itu, namun urung.
Puas menikmati situs Candi Penampihan, kami mendatangi sebuah warung untuk mengorek info tentang jalur menuju air terjun Laweyan, si Indah tanpa pikir panjang segera memesan beberapa tusuk tempura yang di pajang di etalalase mini depan warung, yang lainpun ikut memesan minuman dingin. Saya menyempatkan diri untuk menikmati suasana pegunungan di dekat warung tersebut. Di sana sini tampak jajaran perbukitan yang meliuk-liuk dengan kebun dan sawah warga yang berbentuk terasering dari atas hingga ke dasar bukit, sangat menyejukkan mata. Di atas punggung perbukitan tersebut tampak pepohonan lebat menghijau sepanjang jalur.
(to be cont...)
No comments:
Post a Comment