Monday, January 6, 2014

   

Remah Keindahan Alam Tulungagung part 2

Gunung, Sungai, Air Terjun, Bendungan, Pantai
Semuanya ada di Tulungagung

Kami segera memulai perjalanan kami menuju air terjun laweyan, menurut info pemilik warung, perjalanan dapat di tempuh dengan berjalan kaki sekitar 2 jam lamanya menembus hutan lebat lereng gunung Wilis. Memang benar adanya, di penghujung jalan yang terbuat dari beton itu tampak alam pegunungan lereng gunung Wilis yang di selimuti hutan lebat. "Kesanalah kita akan menjelajah" gumam saya. Namun dengan semangat yang menggebu-gebu, perbukitan dan hutan lebat bukanlah sebuah halangan kami untuk menjelajah. Karena kami telah menobatkan diri sebagai "Anak Alam". Karena alam adalah orang tua, alam adalah sahabat sekaligus guru kami, dan hanya di alamlah kami dapat membebaskan diri dari keterikatan dunia yang fana ini.

Trek pertama adalah menaiki bukit dengan kebun sayur bentuk terasering milik para petani di sini. Dari kejauhan, bukit-bukit tersebut berbentuk kerucut, tampak seperti sebuah piramid, dengan di selingi beberapa pohon pinus di sana sini. Dari perbukitan itulah menyambung bukit berhutan lebat tujuan kami. Hutan yang kami lalui di sini tidak seperti hutan di perbukitan menuju gunung Semeru. Hutan di sini di dominasi rerimbunan pohon perdu yang tidak terlalu tinggi, di sana sini tampak tanaman pisang-pisangan yang berbunga indah namun memiliki tinggi yang tidak biasa. Tingginya bisa mencapai 3 atau 4 meter. 

Terus kami berjalan menyusuri hutan dengan topografi tanah yang tidak terlalu naik turun. Hanya ada satu bagian di jalur tersebut yang agak menanjak, selebihnya hanya naik turun biasa. Beberapa kali kami menjumpai sungai yang harus di seberangi. Sungai tersebut tidaklah dalam, berair bening dan lumayan dingin. Beberapa kali pula kami mengambil gambar di sungai tersebut lantaran ada bagian sungai yang membentuk air terjun mini. Terlalu indah untuk di lewati. Terdapat sekitar 7 atau 8 aliran sungai yang kami lewati hingga kami sampai di tujuan.

Terbayar sudah rasa penasaran dan keringat yang menempel di tubuh lantaran perjalanan yang lumayan menguras tenaga. Tanpa pikir panjang saya segera mencopoti baju untuk memulai memuaskan hawa nafsu di Air Terjun Laweyan yang sangat dingin itu. Bentuk air terjun laweyan tidak seperti air terjun pada umumnya, dimana air yang jatuh dari ujung tebing langsung menuju dasar. Air Terjun Laweyan memiliki bentuk bertingkat, sejauh mata memandang ada 2 tingkatan yang pertama yang di atas berbentuk curam dengan deras air yang langsung menuju ke bawah. Sedang tingkat bawah lebih menyerupai anak tangga yang tersusun tidak beraturan.sehingga aliran air cenderung ke segala arah. Saya segera menaiki tangga air terjun untuk mencari spot nyaman bermain air, teman-teman yang lainpun segera menyusul. Indah kala itu menjadi juru foto kami yang masih ogah-ogahan menyentuh air.

Puas rasanya bermain air di sini. Dinginnya air membuat saya menyudahi dan segera mencari kehangatan di atas batuan besar berjarak sekitar 10 meter dari spot air terjun. Di sana teman kami Bagus Fendy sedang mencoba untuk membuat api unggun dari kayu sisa-sisa orang sebelum kami. Saya merasa lapar dan segera menyergap snack yang sudah kami siapkan berupa keripik telo dan kacang atom. Kini giliran indah yang bermain air di temani kekasih hatinya si Bagus Fendy alias "Bebek" dan si Eko, sedangkan saya dan Dadan asyik menghangatkan tubuh di atas batuan besar.

Kami memutuskan untuk segera kembali, lantaran takut sepeda motor yang kami titipkan ke pemilik warung sudah di tinggal pulang. Jalur yang sama kami tempuh untuk kembali ke lokasi parkir sepeda. Perjalanan trekking pulang kali ini terasa lebih cepat, karena kami menghitung aliran air yang tadi sudah kami lewati sebagai patokan jauh dekatnya ke tempat awal tadi.
(to be cont...)

No comments:

Post a Comment

Recent Comments