Gunung, Sungai, Air Terjun, Bendungan, Pantai
Semuanya ada di Tulungagung
Kami segera memulai perjalanan kami menuju air
terjun laweyan, menurut info pemilik warung, perjalanan dapat di tempuh dengan
berjalan kaki sekitar 2 jam lamanya menembus hutan lebat lereng gunung Wilis.
Memang benar adanya, di penghujung jalan yang terbuat dari beton itu tampak
alam pegunungan lereng gunung Wilis yang di selimuti hutan lebat.
"Kesanalah kita akan menjelajah" gumam saya. Namun dengan semangat
yang menggebu-gebu, perbukitan dan hutan lebat bukanlah sebuah halangan kami
untuk menjelajah. Karena kami telah menobatkan diri sebagai "Anak
Alam". Karena alam adalah orang tua, alam adalah sahabat sekaligus guru
kami, dan hanya di alamlah kami dapat membebaskan diri dari keterikatan dunia
yang fana ini.
Trek pertama adalah menaiki bukit dengan kebun
sayur bentuk terasering milik para petani di sini. Dari kejauhan, bukit-bukit
tersebut berbentuk kerucut, tampak seperti sebuah piramid, dengan di selingi
beberapa pohon pinus di sana sini. Dari perbukitan itulah menyambung bukit
berhutan lebat tujuan kami. Hutan yang kami lalui di sini tidak seperti hutan
di perbukitan menuju gunung Semeru. Hutan di sini di dominasi rerimbunan pohon
perdu yang tidak terlalu tinggi, di sana sini tampak tanaman pisang-pisangan
yang berbunga indah namun memiliki tinggi yang tidak biasa. Tingginya bisa
mencapai 3 atau 4 meter.
Terus kami berjalan menyusuri hutan dengan
topografi tanah yang tidak terlalu naik turun. Hanya ada satu bagian di jalur
tersebut yang agak menanjak, selebihnya hanya naik turun biasa. Beberapa kali
kami menjumpai sungai yang harus di seberangi. Sungai tersebut tidaklah dalam,
berair bening dan lumayan dingin. Beberapa kali pula kami mengambil gambar di
sungai tersebut lantaran ada bagian sungai yang membentuk air terjun mini.
Terlalu indah untuk di lewati. Terdapat sekitar 7 atau 8 aliran sungai yang
kami lewati hingga kami sampai di tujuan.
Terbayar sudah rasa penasaran dan keringat
yang menempel di tubuh lantaran perjalanan yang lumayan menguras tenaga. Tanpa
pikir panjang saya segera mencopoti baju untuk memulai memuaskan hawa nafsu di
Air Terjun Laweyan yang sangat dingin itu. Bentuk air terjun laweyan tidak
seperti air terjun pada umumnya, dimana air yang jatuh dari ujung tebing
langsung menuju dasar. Air Terjun Laweyan memiliki bentuk bertingkat, sejauh
mata memandang ada 2 tingkatan yang pertama yang di atas berbentuk curam dengan
deras air yang langsung menuju ke bawah. Sedang tingkat bawah lebih menyerupai
anak tangga yang tersusun tidak beraturan.sehingga aliran air cenderung ke
segala arah. Saya segera menaiki tangga air terjun untuk mencari spot nyaman bermain air, teman-teman yang lainpun segera menyusul. Indah kala itu menjadi juru foto kami yang masih ogah-ogahan menyentuh air.
Puas rasanya bermain air di sini. Dinginnya air membuat saya menyudahi dan segera mencari kehangatan di atas batuan besar berjarak sekitar 10 meter dari spot air terjun. Di sana teman kami Bagus Fendy sedang mencoba untuk membuat api unggun dari kayu sisa-sisa orang sebelum kami. Saya merasa lapar dan segera menyergap snack yang sudah kami siapkan berupa keripik telo dan kacang atom. Kini giliran indah yang bermain air di temani kekasih hatinya si Bagus Fendy alias "Bebek" dan si Eko, sedangkan saya dan Dadan asyik menghangatkan tubuh di atas batuan besar.
Kami memutuskan untuk segera kembali, lantaran takut sepeda motor yang kami titipkan ke pemilik warung sudah di tinggal pulang. Jalur yang sama kami tempuh untuk kembali ke lokasi parkir sepeda. Perjalanan trekking pulang kali ini terasa lebih cepat, karena kami menghitung aliran air yang tadi sudah kami lewati sebagai patokan jauh dekatnya ke tempat awal tadi.
(to be cont...)
No comments:
Post a Comment